Mengintip ‘bukit kecil’ di Magelang; Gunung Andong 1726 mdpl.

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarokatuh…

Alhamdulillah punya kesempatan lagi untuk sedikit berbagi rasa dan pengalaman yang didapat oleh saya akhir-akhir ini 😀

Rutinitas manusia tak dapat dipungkiri dapat menyebabkan rasa suntuk, bosan, dan penat yang mengganggu. Bila rasa itu telah tiba, njuk apa yang biasa kita lakukan? Yepp, sejenak melepas rutinitas dengan mencari sesuatu yang menyenangkan di luar sana untuk kembali me-refresh pikiran kita yang sudah penuh!

Hal itu pula yang coba saya bagikan bersama teman-teman seperjuangan saya di kampus (baca: Mahasiswa Angkatan Dewa) untuk melepas penat dari segala tekanan yang berasal dari satu tugas bernama “SKRIPSI”.

skrip

Berawal dari kebiasaan saya bermain facebook di kala senggang, melihat ada salah satu teman yang mem-posting foto-fotonya di sebuah tempat bernama “Gunung Andong”. Gunung ini belum pernah saya dengar namanya sebelumnya. Saya juga tak tahu tentang dimana keberadaan si gunung ini. Akhirnya saya mencoba meng-KEPO gambar-gambarnya, dan wow! Cukup Indah! Terlebih untuk ukuran sebuah ‘Gunung’, ketinggian Gunung Andong ini termasuk kedalam gunung yang bantet(pendek), hanya 1726 meter diatas permukaan laut. Pastinya tidak akan terlalu susah untuk bisa mencapai puncak tertinggi gunung ini 😀

mulailah pencarian saya tentang Gunung Andong melalui fasilitas ‘mbah’ Gugel. Setelah ditelusuri, diketahui bahwa letak gunung ini tidak terlampau jauh dari tempat saya berpijak (Jogja), yaitu terletak di Kota Magelang. Lebih tepatnya, gunung ini berada tepat di sebelah utara Gunung Merbabu. Semakin tertarik hati ini untuk mencoba menjelajahinya. terlebih gunung ini belum setenar gunung-gunung ‘mini’ lainnya (seperti Sikunir, Nglanggeran, Ungaran).

Akhirnya saya coba untuk mencari rute untuk menuju tempat pendakian gunung Andong menggunakan gugel mep! setelah ketemu, saya mencoba mengajak teman sekelas saya untuk men-survey route dan trek menuju gunung Andong. Kenapa Survey? Karena kalau treknya tidak terlalu ekstrem, saya punya keinginan untuk mengajak teman-teman kuliah saya untuk bersama-sama mengintip keindahan kota magelang dari puncak gunung Andong ini guna melepas rasa penat. Sungguh, keinginan yang mulia bukan? hehe…

Akhirnya setelah publikasi sana-sini, didapatlah 5 orang yang mau turut serta untuk survey menuju gunung Andong, mereka Adalah Ibnu, Tegar, Ali, Isna, dan Eko. Setelah berdiskusi singkat, disepakati untuk bisa capcus survey pada tanggal 17 Mei. Sipp!

berangkatlah kita ber-6 menuju gunung Andong. Kami capcus dari Jogja pukul 11 siang. Panas! Kami mem-prediksi untuk bisa sampai ke titik awal pendakian jam 1 siang, sehingga butuh kurang lebih 2 jam perjalanan. Kami mengambil jalur Jl.Magelang-Semarang. setelah melewati Secang, kami belok ke kanan menuju ke arah Grabag. Dari Grabag lalu menuju ke Ngablak, lalu belok ke kiri ke arah taman Mangli.

Pada awalnya perjalanan berjalan mulus-mulus saja, sampai menuju Mangli, terjadi insiden dimana dua dari tiga motor yang ada terpaksa dituntun akibat curamnya jalan tanjakan yang harus didaki. Sehingga harus berjalan kaki menapaki tanjakan yang cukup melelahkan. fiuh… Sampailah kita ke basecamp pendakian yang berada di desa Sawit. dengan membayar retribusi 3000/jiwa dan parkir 2000/motor, kami memulai pendakian.

DSCN0936hujan, jalanan menanjak, motor tidak kuat

DSCN0940

view dari depan basecamp Sawit

Kami memulai Pendakian sekitar pukul 2 siang. Waktu itu cuaca tidak terlalu panas, karena tidak lama sebelumnya telah turun hujan yang cukup deras. Dengan baju yang basah dan angin yang dingin, kami langkahkan kaki kami. Untuk trek yang dilalui bisa dikatakan sangat mudah. Bahkan sesaat menjelang puncak, jalanan sudah berupa tangga batu yang sepertinya sengaja dibuat oleh pengelola. Namun yang unik disini, walaupun treknya mudah, tapi jarak pendakian bisa dibilang sangat panjang, karena tangga yang disusun dibuat sedikit berputar-putar. Hal ini dilakukan untuk mengatasi curamnya gunung tersebut.

DSCN0943berangkat…!

DSCN0944 DSCN0945

melintasi perkebunan warga

Pada awal perjalanan, kami melewati jalanan paving dengan perkebunan warga di kanan dan kiri. Selanjutnya melalui tanah yang dibenatuk menyerupai seperti anak tangga yang pada ujungnya diganjal menggunakan bambu. Trek ini kelihatannya sepele, tapi justru di sini stamina kita terkuras banyak.

DSCN0951

first obstacle: tangga bambu (?)

Selanjutnya memasuki wilayah yang dipenuhi dengan pepohonan pinus yang tinggi nan rindang. Di sekitar wilayah ini akan beberapa kali kita akan menemukan beberapa batuan besar yang bisa digunakan untuk bersandar saat lelah. Untuk para pemula, tidak perlu takut akan tersesat. Karena selama perjalanan, jalur menuju puncak sangat jelas, tidak bercabang, dan terdapat tanda arah menuju ke puncak.

DSCN0960

Istirahat dulu…

DSCN0977

Pohon pinus

DSCN0974

Jalan terus…

DSCN0964

Batuan besar

DSCN0987 DSCN0983 DSCN0980

Narsis dulu

Sensasi menegangkan terjadi sesaat menuju puncak, dimana jalur yang kita lalui merupakan jalan setapak yang lebarnya tidak lebih dari 1,5 meter, dan disebelah kiri kami merupakan jurang yang sangat terjal. Terlebih pada waktu itu, kabut sedang tebal-tebalnya, sehingga jarak pandang kami sangat terbatas. Tapi itu yang memberi sensasi lebih bagi kami untuk melanjutkan perjalanan. Oh ya, pada jalur ini, akan didapati sumber air yang dialirkan melalui sebuah pipa kecil di sebelah kanan. Bagi pendaki yang bekal airnya terbatas, bisa mengisi ulang airnya disini, gratis, jernih, dan menyegarkan. joss!

DSCN1002 DSCN1003 DSCN1017 DSCN1018 DSCN1028

di dekat jurang, dan berkabut

setelah melalui perjalanan yang panjang, 1,5 jam kemudian sampailah kami di puncak tertinggi Gunung Andong pada ketinggian 1726 mdpl. Sayang, pada waktu itu kiondisi dipenuhi kabut. Sejauh mata memandang, hanya kabut pekat yang terlihat. Sesekali kabut-kabut itu hilang, tapi tak lama kabut itu datang kembali. tapi tak apa, walau penuh kabut, panorama yang disajikan tidak kalah indah. Gunung merbabu dengan malu menampakkan pucuk tertingginya di sebelah selatan kami. Andai saja cuaca cerah, pasti keperkasaan Merbabu dapat terlihat dengan jelas.

20140517_162152 20140517_160132

Puncak, berkabut

20140517_161752

si Ibnu bersama ‘pucukan’ Merbabu

Puncak gunung Andong ini terbilang cukup sempit, walaupun cukup memanjang. masih terdapat rumput yang tumbuh cukup subur di beberapa bagian puncak ini. salah satu trademark dari gunung ini adalah ‘geger sapi‘ yang melintang di sebelah timur puncak. Tempat ini dinamakan demikian karena jika dilihat dari bawah, tempat ini seperti punggung sapi yang memanjang. ‘geger sapi’ merupakan jalan setapak yang lebarnya tidak lebih dari 1 meter dengan jurang di setiap sisinya, yang menghubungkan puncak tertinggi Andong dengan bukit kecil yang ada di sebelahnya. Dikarenakan kabut yang sangat tebal, kami mengurungkan niat untuk melintasi si ‘geger sapi’ ini. Next time maybe.

1 jam sudah kami berada di puncak. pukul 16.30 kami memutuskan untuk turun kembali ke bawah, setelah puas berfoto-foto ria, untuk kembali ke pelukan Jogja tercinta.

melihat kondisi yang demikian, awalnya kami ragu untuk bisa menapaki Gunung Andong bersama teman-teman kuliah seperjuangan. tapi akhirnya kami beranikan diri untuk bisa kembali memuncaki Gunung Andong bersama teman-teman seperjuangan yang tercinta, untuk bersama-sama merasakan sebagian nikmat dari Yang Maha Kuasa.

Yang jelas, Gunung Andong bisa menjadi satu referensi untuk bisa berliburan dengan sensasi yang beda, dengan tanpa merogoh kocek terlalu dalam 😀

 

referensi total biaya:

– Bensin : 25.000

– Retribusi : 3.000/jiwa

– Parkir : 2.000/motor