Gagal Naik Kereta? Batalin Saja Tiketnya!

“Naik kereta api, tuut..tuut..tuut.. Siapa hendak turut, ke Bandung, Surabaya, Bolehlah naik dengan percuma..” Sepenggal lirik yang begitu familiar di telinga kita sejak kita masih kecil dahulu. Menceritakan sebuah moda transportasi yang kini sedang naik daun di kalangan masyarakat tanah air; kereta api. Kereta api sekarang sedang menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk bepergian ke luar kota, termasuk saya. Dulu saya masih tabu dengan yang istilah-istilah dalam per-kereta api-an. Apa itu peron, apa itu gerbong, siapa itu porter, bagaimana membeli tiket, apa syarat untuk membeli tiket, dan semacamnya. Tapi semenjak hijrah ke ibukota, Kereta api merupakan satu2nya moda transportasi yang selalu saya gunakan saat kembali ke kampung halaman.

Yup, semenjak transformasi besar-besaran di masa kepemimpinan KAI oleh Bapak Ignasius Jonan tahun 2011, image dari kereta api sudah berubah 180 derajat. Dulu orang bisa bebas naik kereta api seenaknya, bisa tiduran di board-desk, bisa numpang di lokomotif, bahkan ada yang nekat naik di atas gerbong hanya dengan uang yang seadanya. Begitupun dengan kondisi gerbong-gerbongnya, yang kumuh, panas, dan dijejali oleh pedagang asongan dimana-mana. Tapi kini? Lihat saja, gerbong ekonomi yang notabene merupakan gerbong kelas paling bawah, sudah dilengkapi dengan AC yang sejuk! Perokok juga sudah dilarang untuk melampiaskan ‘nafsu’-nya di dalam gerbong. Tidak ada lagi penumpang yang bebas duduk dan tiduran di lantai kereta, pokoknya rapi dan bersih! Tak heran jika kereta api berhasil meraih hati masyarakat untuk digunakan saat bepergian jauh. Terima kasih, Bapak Jonan!

Salah satu yang juga ikut dirombak besar-besaran adalah sistem ticketing nya. Dulu untuk naik kereta kita harus beli tiketnya di stasiun keberangkatan, atau malah terkadang tidak perlu menggunakan tiket, hanya perlu ‘menitipkan’ uang pada petugas KA di lapangan. Tapi sekarang membeli tiket itu semudah membeli permen (kata Pak Jonan). Sangat banyak pilihan yang diberikan PT KAI untuk bisa mendapatkan tiket. Apa saja itu? Bisa melalui minimarket seperti ind*maret dan alf*mart, bisa melalui telpon, bisa melalui travel agent, dan yang terakhir adalah bisa melalui internet, yaitu melalui situs resmi dari KAI: http://tiket.kereta-api.co.id atau bisa juga melalui situs penyedia jasa perjalanan online lainnya. Melalui internet, kita bisa mengetahui jadwal perjalanan, nama kereta api, waktu tempuh kereta, juga harga dari masing-masing tiketnya. Informasinya komplit! Tiket juga sudah bisa dipesan sejak 90 hari sebelum keberangkatan. Lalu, kalau pesan via internet gimana cara pembayarannya? Jangan khawatir, metode pembayaran juga banyak, bisa via ATM, transfer bank, atau bisa juga via minimarket dengan menyerahkan kode booking yang dikirimkan melalui e-mail.

Setelah berhasil memesan dan membayar tiket, yang perlu dilakukan hanyalah mencetak tiket di stasiun. Nah pertengahan tahun ini ada kebijakan baru dari PT KAI, yaitu penghapusan sistem tiket. Lah, terus gimana caranya naik kereta tanpa tiket? Nah, sebenarnya bukan benar-benar meniadakan tiket, cuma sekarang tiket itu ditukar menjadi boarding pass, mirip seperti saat cek-in mau naik pesawat (padahal belom pernah cek-in naik pesawat). Dulu sih denger-denger, sistem seperti ini dilakukan untuk meniadakan pemeriksaan tiket di dalam perjalanan oleh kodektur, tetapi ternyata tetap diperiksa lagi di dalam perjalanan, mungkin untuk mengantisipasi penumpang yang salah duduk, eh salah pilih tempat duduk tepatnya. Boarding Pass ini bisa dicetak di bagian “Check-In Mandiri” yang berada di stasiun keberangkatan. Boarding Pass sudah bisa dicetak paling cepat 12 jam sebelum keberangkatan. Jadi sebelum pergi ke stasiun kita nggak perlu repot-repot meriksa tiket, langsung saja dicetak saat sebelum berangkat. Ingat ya, paling cepat 12 jam sebelum keberangkatan, jadi kalau berangkatnya masih minggu depan, jangan dicetak dulu. Dan juga boarding pass hanya bisa dicetak di stasiun keberangkatan, jadi kalau misalnya keretanya dari Stasiun Gambir, jangan sekali-kali cetak boarding pass nya di Stasiun Tanah Abang hehe.

15
Boarding Pass Kereta Api

Kerja di pabrik dengan jadwal yang sangat ketat, membuat saya harus cermat dalam memilih waktu libur. Entah kenapa, saat melihatt ada 3 warna merah (baca: libur) di jadwal saya, Jogja selalu terngiang-ngiang di benak saya. Bawaannya pengen pulang kampung, padahal di rumah mau ngapain juga saya nggak tahu. Kalau sudah seperti itu, situs tiket KAI online selalu saya awasi tiap menitnya, untuk mengetahui jadwal kereta yang pas waktunya dan ongkosnya. Karena saya orangnya nggak mau ambil pusing, sekalinya ada jadwal tiket yang menarik pasti langsung saya order, bayar, selesai. Biar besok-besok ngga perlu lagi mikirin gimana cara pulang. Nah tapi, karena jiwa muda yang labil dan penuh ketidak pastian masih banyak bersemayam di tubuh saya, tidak jarang saya berubah pikiran tentang jadwal liburan saya. Dari yang awalnya cuma pengen bolos 2 hari, tapi di hari pertama tiba-tiba muncul rasa berat meninggalkan rumah sehingga pengen ditunda lagi balik ke Jakarta-nya, akhirnya saya beli lagi deh tiket lain pada tanggal yang diinginkan, pesen, bayar, beres! Terus, tiket yang udah kebeli dan batal kepakai gimana dong??

Setelah browsing, akhirnya saya menemukan informasi bahwa tiket yang sudah dibeli bisa dibatalkan paling lambat 30 menit sebelum keberangkatan. Apa saja yang perlu dilakukan? berikut langkah-langkah nya:

  1. Siapkan fotokopi KTP satu lembar saja. Identitas yang tercantum pada tiket harus sesuai dengan yang ada di KTP.
  2. Tiket atau Boarding Pass yang sudah dicetak. Terus gimana kalau belum dicetak? Kan sudah tidak pakai tiket, dapet tiketnya gimana caranya?  Di beberapa stasiun seperti Pasar Senen, ada printer khusus yang disediakan untuk mencetak tiket yang akan dibatalkan. Kalau tidak, bisa minta di cetakkan di loket stasiun yang ada. Bila dua-duanya belum memungkinkan untuk dilakukan, cukup siapkan saja kode pemesanan yang sudah kita dapatkan saat memesan tiket, biasanya tercantum pada struk pembayaran, atau dari e-mail yang kita dapat.

    14
    Tiket (lama) dan Boarding Pass (baru)
  3. Ambil blangko formulir pembatalan tiket, atau bila tidak ada di loket bisa juga diperoleh di Customer Service di stasiun tersebut. Isi blangko tersebut sesuai dengan data yang tertera. Untuk pembatalan tiket dikenai biaya administrasi sebesar 25% dari harga tiket yang tercetak, jadi uang yang kembali ke kita hanya 75% nya saja, tidak 100%. Lumayan lah, daripada tidak dapat apa-apa. Di blangko tersebut terdapat 2 pilihan  metode pengembalian uang, yaitu (1) Pengembalian tunai dengan mengambil di loket stasiun, atau (2) Via transfer Bank. Khusus untuk pengembalian uang via transfer bank, harus disertakan fotokopi nomor rekening yang kita punya, untuk mengantisipasi kegagalan transfer dari pihak KAI.

    11
    Formulir Pembatalan Tiket
  4. Sebagai tambahan, uang pembatalan yang diambil secara tunai dapat diambil 30 hari setelah proses pembatalan berlangsung. Stasiun tempat pengambilan uang juga bisa kita tentukan sendiri. Sedangkan pembatalan via transfer bank baru bisa diproses sekitar 45 hari setelah proses pembatalan berlangsung. Jadi yang milih via transfer bank, harus lebih sabar yah.
  5. Setelah data terisi lengkap, bawalah berkas-berkas tersebut ke loket yang tersedia di stasiun, tanyakan saja pada satpam atau customer service terkait loket yang melayani pembatalan tiket. Di loket akan diverifikasi ulang blangko yang kita isi tadi. Bagi yang belum punya tiket yang tercetak, disini akan dicetakkan tiket yang akan dibatalkan tersebut. Setelah selesai diverifikasi, dibalik blangko yang sudah kita isi tadi akan dicetakkan bukti pembatalan tiket yang sudah diverifikasi. Blangko ini nantinya yang akan digunakan untuk mengambil uang pembatalan tiket di loket stasiun yang telah kita tentukan tadi, juga tercantum tanggal berapa kita sudah mulai bisa mengambil uang tersebut.

    13
    Bukti Pembatalan Tiket sudah diverifikasi
  6. ~tunggu 30-45 hari
  7. Setelah 30 hari, uang pembatalan tiket sudah bisa diambil di loket stasiun yang tertera. Apa saja yang perlu dibawa? Cukup bukti pembatalan tiket yang sudah diverifikasi tadi, dan satu lembar fotokopi KTP saja. Bawa juga KTP yang asli untuk dicek kembali oleh petugas loket KAI. Setelah di acc, uang pembatalan bisa diambil deh, alhamdulillah.
  8. Untuk yang memilih via transfer bank, setelah 45 hari kita akan dapat SMS dari KAI yang menyatakan bahwa transfer uang pembatalan tiket sudah berhasil dilakukan. (Catatan: Belum semua bank mendukung metode transfer ini, hanya beberapa bank saja yang sudah bisa. Untuk mengetahui rekening bank apa saja yang mendukung, silahkan kunjungi website KAI, atau langsung tanyakan pada CS)

Itu tadi tata cara pembatalan tiket kereta api. Jangan takut jika terpaksa harus membatalkan tiket, karena uangnya tidak bakal hangus, batalkan saja daripada mubadzir dan terbuang sia-sia. Selamat liburan~

Author: rizdamfirlo

(mantan) Calon Guru yang sekarang sedang terjebak dalam rutinitas tak menentu

2 thoughts on “Gagal Naik Kereta? Batalin Saja Tiketnya!”

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.