Gagal Naik Kereta? Batalin Saja Tiketnya!

“Naik kereta api, tuut..tuut..tuut.. Siapa hendak turut, ke Bandung, Surabaya, Bolehlah naik dengan percuma..” Sepenggal lirik yang begitu familiar di telinga kita sejak kita masih kecil dahulu. Menceritakan sebuah moda transportasi yang kini sedang naik daun di kalangan masyarakat tanah air; kereta api. Kereta api sekarang sedang menjadi pilihan utama bagi masyarakat untuk bepergian ke luar kota, termasuk saya. Dulu saya masih tabu dengan yang istilah-istilah dalam per-kereta api-an. Apa itu peron, apa itu gerbong, siapa itu porter, bagaimana membeli tiket, apa syarat untuk membeli tiket, dan semacamnya. Tapi semenjak hijrah ke ibukota, Kereta api merupakan satu2nya moda transportasi yang selalu saya gunakan saat kembali ke kampung halaman.

Yup, semenjak transformasi besar-besaran di masa kepemimpinan KAI oleh Bapak Ignasius Jonan tahun 2011, image dari kereta api sudah berubah 180 derajat. Dulu orang bisa bebas naik kereta api seenaknya, bisa tiduran di board-desk, bisa numpang di lokomotif, bahkan ada yang nekat naik di atas gerbong hanya dengan uang yang seadanya. Begitupun dengan kondisi gerbong-gerbongnya, yang kumuh, panas, dan dijejali oleh pedagang asongan dimana-mana. Tapi kini? Lihat saja, gerbong ekonomi yang notabene merupakan gerbong kelas paling bawah, sudah dilengkapi dengan AC yang sejuk! Perokok juga sudah dilarang untuk melampiaskan ‘nafsu’-nya di dalam gerbong. Tidak ada lagi penumpang yang bebas duduk dan tiduran di lantai kereta, pokoknya rapi dan bersih! Tak heran jika kereta api berhasil meraih hati masyarakat untuk digunakan saat bepergian jauh. Terima kasih, Bapak Jonan! Continue reading “Gagal Naik Kereta? Batalin Saja Tiketnya!”

Para Bidadari Badminton, yang Bikin Betah Ditonton

Masih dalam suasana hangat euphoria pesta olahraga paling akbar se-jagad raya, Olimpiade Rio 2016, dimana Indonesia berhasil menyabet satu emas pada cabang Olahraga. Owi/Butet berhasil menuntaskan misinya di Olimpiade setelah menaklukkan pasangan Malaysia Cah Peng Soon & Goh Liu Ying pada partai final. Pencapaian ini mampu menempatkan Indonesia sebagai negara yang punya kekuatan spesial pada cabang olahraga yang satu ini. Semenjak pertama kali bulutangkis diikut sertakan dalam olimpiade pada tahun 1992, Indonesia baru sekali absen meraih medali emas yaitu pada tahun 2012 lalu di London. Walaupun sebenarnya kompetisi badminton tidak hanya ada di Olimpiade,tapi tentu saja emas olimpiade rasanya beda dibanding emas-emas di turnamen lainnya, apalagi (e)Mas Rizdam; gak ada rasanya. Congrats Owi/Butet~!

“Apa sih asyiknya bulutangkis? Asyikan bola lah, rame, yang main banyak”. Iya emang, bulutangkis emang belum se-‘mainstream’ sepak bola. Hanya beberapa jiwa saja yang menggemari, mengikuti, dan juga mengetahui aturan mainnya. Saya pribadi sih juga suka nonton bola, tapi hanya terbatas pada tim-tim jagoan saya saja yang saya ikuti. Jika tim-tim lain yang main, walaupun tim besar sekalipun saya juga tidak terlalu tertarik. Beda dengan bulutangkis. Saat durasi sepak bola hanya dibatasi 2×45 menit, bulutangkis memiliki waktu yang lebih fleksibel; sekuatnya pemain dan papan skor. Ada yang hanya 15 menitan udah selesai, ada pula yang harus menunggu hingga 2,5 jam hingga dapat ditentukan pemenang pertandingannya. Selain itu bulutangkis juga termasuk olahraga yang punya ritme permainan cepat (fast-paced sport) walaupun tidak secepat tenis meja. Adrenalin seolah dikocok seiring bergulirnya shuttlecock di atas lapangan. Faktor lain yang bikin saya lebih ‘in’ ke bulutangkis adalah; lebih bisa main bulutangkis ketimbang main bola. Intinya, lebih bikin deg-degan ketimbang sepak bola.

Sebagai pribadi yang minim aktivitas, tetapi juga minim hiburan, sajian bulutangkis yang ada di layar kaca tentu saja menjadi satu kesenangan tersendiri. Sulit memang untuk menyaksikan pertandingan bulutangkis di televisi lokal. Padahal setidaknya ada satu turnamen bergengsi yang digelar setiap bulan. Namun untungnya saya ‘dipenjara‘ di sebuah tempat yang difasilitasi dengan TV Kabel. Sehingga setiap ada pertandingan baru, saya tidak pernah kelewatan infonya, kecuali saat ada jadwal ber-sumbangsih di tempat kerja.

Selain dari segi permainan yang menghibur, terkadang bulutangkis juga memberi hiburan lainnya: visual para pemainnya. Nah hiburan ini yang jarang ditemukan di pertandingan sepak bola, secara pemainnya cowok semua -__-. Karena di dalam bulutangkis ada partai putra maupun putri, sehingga tidak sulit bagi kita untuk melihat bidadari bertangan raket sedang menari-nari di lapangan bulutangkis.

Nah, disini saya akan berbagi beberapa bidadari-bidadari bulutangkis yang bikin saya betah berlama-lama di depan tivi. Tentunya tidak hanya mereka yang memiliki paras cantik, tetapi juga punya prestasi yang ciamik. Daftar nama-nama ini subyektif ya, karena dilihat dari sudut pandang saya atau selera saya. Sebenarnya masih banyak nama-nama lain yang pantas masuk ke daftar, tapi karena keterbatasan saya dan kuota, hanya seadanya saja yang masuk:

Continue reading “Para Bidadari Badminton, yang Bikin Betah Ditonton”